Sabtu, 13 Maret 2021

Sejarah Lombok, epik budak

 Ampenan 1889 : Sahbandar Eksekusi Mati Budak Pelarian

Jauh di pedalaman abad ke 18, ketika perbudakan dianggap sebagai sebuah kelaziman. Budak menjadi salah satu komoditas ekspor utama dari Bali dan Nusa Tenggara. Para penguasa menjadikan manusia sebagai komoditas perdagangan yang menggiurkan.

———————————-

19 September 1889, The Brisbane Courier mengulas sebuah kabar memilukan dari pesisir Ampenan bertajuk “SLAVERY IN LOMBOK,”. Koran terbitan Australia ini memuat berita eksekusi mati terhadap budak yang dilakukan Sahbandar Pelabuhan Ampenan Said Abdullah.

Hari itu 1 Agustus 1889 sekitar pukul 11 pagi. Empat orang budak diarak ke tepi pantai. Dua laki-laki berusia sekitar 10 dan 20 tahun dan dua perempuan 20 dan 25 tahun. Mereka bersiap menanti maut setelah upaya pelarian yang gagal. Tak dijelaskan apa alasan para budak ini lari dari majikan.

Yang jelas, perahu yang mereka pakai untuk kabur ke Buleleng terhempas gelombang dan terdampar di wilayah Karang Asem, Bali. Saat itu Karang Asem adalah bagian dari Kerajaan Mataram Lombok. Lekas Putra Said Abdullah menjemput para pelarian untuk mendapat hukuman.

Baca Juga : Lombok 1934 : Jejak Gemilang Bandara Rambang

Kliping koran Brisbane Courier tanggal 19 September 1889 di halaman 7 memuat sebuah berita bertajuk “Slavery in Lombok”. Berita ini mengisahkan eksekusi mati terhadap budak di Ampenan Lombok. (Sumber :trove.nla.gov.au)

Setibanya di Ampenan eksekusi langsung dijalankan tanpa proses peradilan. Dua lelaki malang ini ditikam hingga tewas di hadapan ratusan warga yang datang menyaksikan. Sementara dua rekan perempuannya dipaksa menunggu giliran sembari menyaksikan dua temannya dihabisi.

Melihat eksekusi ini dua warga Armenia yang ada di lokasi sempat mencegah eksekusi. Mereka ingin membebaskan para budak dengan menebus 400 dollar. Harga yang cukup tinggi untuk budak di masa itu. Namun Said Abdullah menolak. Ia tetap melanjutkan eksekusi dan memberi pelajaran agar tidak ada budak yang coba-coba melarikan diri lagi.

Nasib lebih mengerikan didapat dua budak perempuan lainnya. Mereka dihukum dengan cara yang tak kalah pedih. Keduanya dibawa ke rumah Said Abdulah. Seorang diantaranya digantung dengan tangan terikat di atas kepala pada sebuah batang pohon selama tiga jam.

Baca Juga : Operasi Starfish 1945: Misi Rahasia Australia yang Gagal di Sekotong

Ia kemudian menerima 50 kali cambukan dengan rotan. Rekannya lebih sadis lagi. Hidung dan telinganya dipotong kemudian ditelanjangi dan menerima delapan puluh cambukan rotan. Tak berhenti disini bekas luka cambukan dilumuri campuran garam, asam dan cuka. Si Pesakitan meringis kesakitan hingga tak sadarkan diri.

Saksi mata dalam berita tersebut menjelaskan eksekusi hukuman para budak dengan cara barbar tersebut bukan kali ini saja. Ini adalah praktik umum dari para pemilik budak di masa itu. Bahkan Ia menyebut Said Abdullah saja telah menghabisi puluhan budaknya.

Di atas kertas Raja Mataram, Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa tahun itu memang sudah melarang perbudakan. Namun ia disebut tak mencegah aksi keji yang dilakukan para pejabatnya termasuk Said Abdullah.

Secara resmi pemerintah Hindia Belanda telah melarang perbudakan sejak 1860. Hanya saja praktik ini tak sepenuhnya bisa dihentikan. Penolakan muncul baik dari para tuan tanah pengguna budak maupun raja-raja yang selama ini memanen untung dari perdagangan manusia. Penolakan terbesar terutama datang dari wilayah-wilayah yang belum sepenuhnya dalam penguasaan Belanda seperti Bali dan Lombok.

Kapal para perompak pemburu budak di Perairan Sulu Philippina Selatan tahun 1850. (Image Source ; Wikipedia)

 

Berdagang Budak Sejak Lama

Sementara itu Tome Pires dalam Suma Oriental menyebut di Pulau Sangeang, terdapat sebuah pasar yang disinggahi para penjelajah dari berbagai negara. Disinilah barang-barang diperdagangkan termasuk para budak yang dilelang oleh para perompak (bajak laut).

Pernyataan ini juga diperkuat oleh kesaksian Duarte Barbosa (The Book of Duarte Barbosa) yang singgah di Perairan Sumbawa tahun 1516. Di tempat ini para pedagang dari Jawa dan Malaka tak hanya memburu Kayu Cendana, Kayu Sepang, Kuda dan Madu. Namun budak-budak murah diangkut sebelum dijual ke bandar-bandar utama di utara Jawa dan semenanjung Malaya.

Selain itu Kerajaan Bima memang terkenal sebagai pemasok budak terbesar ke Batavia. Soal budak ini terlihat jelas dari lembar-lembar catatan kerajaan. Seperti ditulis kembali Henri Chambert-Loir-Siti Maryam Salahuddin dalam Bo Sangaji KaiCatatan Kerajaan Bima di lembar ke 45 yang berbunyi.

“…HATTA MAKA HARI ISNIN SEBELAS HARI BULAN SYAWAL SUDAH PUKUL EMPAT JAM, TATKALA ITULAH DATANG MENGADAP KARAENG GOLO DENGAN SEGALA DALU-DALU BESERTA HADIAHNYA BUDAK EMPAT ORANG, DUA LAKI-LAKI, DUA PEREMPUAN DAN LILIN TUJUH KATI, KERBAU EMPAT EKOR, BERAS SEPULUH USUNGAN, DAN AYAM SATU USUNGAN…”

Petikan ini mengisahkan tentang kedatangan Karaeng Galo bersama para dalu dengan membawa hadiah kepada sultan awal Juni 1727. Sultan Bima mengambil budak dari wilayah kekuasaanya di Sumba dan Manggarai. Sejumlah sumber menyebut nama Manggarai di Jakarta kini terkait dengan penampungan budak-budak yang didatangkan dari Kerajaan Bima.

Tingginya permintaan Budak ini tak terlepas dari tumbuhnya perekonomian di Jawa, Sumatera dan sejumlah koloni Eropa di Bourbon dan Mauritius. Ladang-ladang perkebunan membutuhkan tenaga kerja murah. Demikian halnya kota-kota pelabuhan yang tumbuh bersama para penjajah Eropa yang tiba membutuhkan lusinan babu, juru masak hingga gundik.

Baca Juga : Lombok 1856 : Kisah Raja Mataram Memberantas Korupsi

Adakalanya juga para budak dibeli sebagai prajurit yang menjaga kastil-kastil para tuan tanah. Kisah Kaoem Depok misalnya. Mereka adalah para budak tuan tanah Cornelis Chastelein yang kemudian mewarisi tanah dan tata hidup sang tuan.

Para budak tersebut datang dari berbagai daerah. Setelah Cornelis Chastelein meninggal mereka menguasai lebih dari 1000 hektare tanah di Depok sebelum diambil alih pemerintah republik tahun 1950

Jumlah budak yang dimiliki di zaman itu dapat menunjukkan status sosial seseorang. Semakin banyak budak yang dimiliki semakin tinggi statusnya. Dalam tradisi kerajaan agrari sebagaian besar budak ditempatkan sebagai pengurus lahan garapan.

Hal inilah pula yang membuat perburuan orang sebagai budak di awal-awal abad 16-17 demikian marak. Para perompak (lanun) kerap turun dari kepulauan Mindanau, Filipina menuju kepulauan Maluku, Nusa Tenggara untuk berburu manusia.

Baca Juga : Lombok dan Jejak Penemuan Teori Evolusi

Dari hasil perniagaan ini Batavia tumbuh sebagai pusat penjualan budak terbesar di Asia Tenggara. C Lekkerkerker dalam Baliers van Batavia pada tahun 1788 terdapat sekitar 13.700 budak asal Bali/Lombok diperjual belikan di Batavia sementara dari Sumbawa tercatat sekitar 1.425 orang.

Di awal abad 19, jual beli Budak mulai berkurang seiring tumbuhnya kesadaran tentang hak asasi manusia. Namun 1814 pasar budak di Sunda Kelapa masih ramai. Bahkan dari 18.972 budak yang bekerja di Batavia sebagian besar diekspor dari Bali, Nusa Tenggara dan Makassar.

H Schulte Nordholt dalam Een Balische Dynastie menaksir sepanjang 1650-1830 diperkirakan Bali-Lombok telah mengekspor setidaknya 150 ribu budak ke Batavia. Saat itu Bali adalah pos ekspor yang menampung budak budak dari Lombok-Sumbawa-NTT sebelum dikirim ke Batavia.

Sejarah panjang perbudakan di Bali dan Nusa Tenggara masih bisa kita lihat dari kosakata yang digunakan. Istilah panjak lazim digunakan untuk golongan masyarakat budak di Bali dan Lombok. Sementara itu dalam literartur lama Sumbawa juga mengenal kata Tau Ulin, istilah ata di Sumba atau ata hao di Flores. Semua itu merujuk orang yang mudah diperjual belikan.

Baca Juga : Lombok hingga Batavia: Perburuan Rempah dan Hasrat Para Penjajah

Mengutip C. Lekkerkerker, I Gede Parimartha dalam Perdagangan dan Politik di Nusa Tenggara 1815-1915 menjelaskan ada beberapa hal yang membuat orang di masa lalu bisa jatuh sebagai budak.

Pertama karena hukuman atas suatu kesalahan yang dijatuhkan oleh raja. Kedua sebagai ganti rugi akibat hutang-hutang yang tak bisa dibayar, ketiga sebagai hukuman karena melarikan diri dari kewajiban perang, kempat menjadi budak karena bersetatus tahanan/rampasan perang.

Kemudian yang kelima seorang pelarian dari daerah lain yang kemudian meminta perlindungan kepada penguasa suatu wilayah. Keenam menjadi budak karena keturunan, tujuh menjadi budak karena hasil pembelian. Kemudian yang terakhir seorang wanita yang ditinggal mati oleh suami tanpa didampingi ahli waris (anak laki-laki). Khusus untuk yang ke terakhir ini dalam hukum yang berlaku di Lombok dan Bali saat itu disebut Hukum Camput.( r2)

 

*) Penulis : Zulhakim, penyuka seni dan budaya tinggal di Ampenan Lombok / Instagram @kedjoule31

Senin, 01 Maret 2021

Ketinggian menyampaikan amanat

 

Ketinggian Nilai Menyampaikan Amanat Islam

Mln. Mubarak Achmad

Ketinggian Nilai Menyampaikan Amanat Islam

فَوَ اللهِ ! لَأَنْ يَّهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَّكَ أَنْ يَّكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ – (مسلم).

Dari Hadhrat Sahal bin Sa’ad bahwa Rasulullah Saw bersabda kepada Hadhrat Ali bin Abi Thalib r.a. : “Demi Allah! Andaikan seseorang mendapat petunjuk dengan perantaraan engkau, maka itu lebih baik bagi engkau daripada engkau memperoleh unta-unta yang berkualitas tinggi.” [HR Muslim Kitābul Fadāil Bab Fadāilu ‘Ali bin Abi Thalib r.a.].

Penjelasan :
Pada masa itu unta merah dinilai merupakan hewan super yang sangat berharga sebagaimana pada zaman ini terdapat mobil-mobil mewah atau mungkin saja lebih dari itu.

Di masa Rasulullah Saw, sarana transportasi, khususnya di daerah padang pasir adalah unta dan memang daerah itu merupakan padang pasir serta hanya unta yang ada.

Karena itu beliau Saw bersabda, Menjadi faktor hidayah bagi seseorang dan membawa seseorang pada jalan yang lurus sehingga engkau menjadi tempat turunnya karunia-karunia Allah dan berkah-berkah-Nya, nilainya lebih tinggi daripada suatu hadiah paling tinggi pada kaca mata dunia.”

Singkatnya, orang-orang yang menyampaikan amanat Allah, [nilainya] dari kaca mata dunia pun tidak ada tandingan dan perbandingannya. Itu tidak terjangkau oleh pikiran manusia, karena itu berilah perhatian ke arah itu.

Saudara-saudara yang bermukim di negeri ini [maksudnya, Negara Belanda]. Di sini pun menjadi kewajiban Saudara-saudara untuk menyampaikan ajaran Islam kepada mereka.


Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda : Jika kami memiliki kemampuan, maka kami akan seperti para pengemis, dari pintu ke pintu dan dari rumah ke rumah menyebarkan agama Allah dan menyelamatkan orang-orang dari syirik yang menghancurkan, yang telah merebak di dunia.

Jika Allah [memperkenankan] mengajarkan pada saya bahasa Inggris, maka kami sendiri akan pergi melakukan kunjungan lalu menyampaikan tablig dan menghabiskan kehidupan kami dalam pertabligan Islam kendati kami sampai terbunuh [di medan pertabligan].” Malfuzāt Jilid II h.219 Edisi Baru.

Perhatikanlah, betapa ghairat tabligh yang terdapat di dalam diri Hadhrat Masih Mau’ud a.s..

oleh karena itu, kita pun seyogianya memberikan perhatian untuk merubah pilihan-pilihan atau kebijakan-kebijakan kita. Kita pun seyogianya harus serius dalam kaitan menangani bagaimana menyampaikan amanat Allah ke seluruh penjuru dunia. Barulah kita terbukti benar dalam pengakuan kita ikut dalam baiat beliau”.

Hari ini yang dituntut dari kita adalah harta-harta saudara- saudara, belanjakanlah di jalan Allah dan waktu-waktu saudara- saudara pun belanjakanlah di jalan Allah.”

Hari ini Hadhrat Masih Mauud a.s. telah memberikan khazanah ajaran Islam yang tidak ternilai harganya yang dengan perantaraan bantuan itu kita bisa membungkam mulut para penentang dengan perantaraan dalil-dalil.

Di hadapan argumen-argumen itu tidak ada Kristen, Yahudi, Hindu dan yang lainnya yang dapat berhadapan dan tidak pula ada yang lainnya. [Dikutip dari Khutbah Jumah Hadhrat Khalifatul Masih V aba tanggal 4 Juni 2004 di Nun Speet, Belanda

Senin, 15 Februari 2021

Khalifah...

 

MEMAHAMI PRASYARAT KHALIFAH YANG BENAR

Khalifah adalah utusan ilahi yang akan ada bagi insan sepanjang masa, dari manusia diciptakan hingga akhir dunia ini.

Memahami arti khalifah secara umum senantiasa berkaitan dengan memiliki kekuasaan - berpolitik. Namun arti lainnya, Khalifah merupakan seorang pemimpin dalam agama ataupun sebuah organisasi yang mempunyai pengikut. 

Sangat menyedihkan melihat banyak penulis memaksakan karakteristik dan kualitas tertentu sebagai prasyarat menjadi seorang Khalifah. Mereka bermaksud menetapkan standar seragam yang harus dipenuhi oleh setiap calon Khalifah, jika tidak maka dianggap tak layak untuk jabatan itu.

Perlu dicatat bahwa beberapa penulis klasik telah memberlakukan persyaratan pengetahuan' tertentu, kemudian mencampurkan pemahaman kepemimpinan yang benar dengan kerajaan, seolah-olah keduanya sama. Penulis klasik lainnya tidak menetapkan pada pemaksaan prasyarat tetapi telah membuat perjanjian ilmiah, hanya menyoroti karakteristik umum. Kategori terakhir penulis akan menetapkan prasyarat yang tidak didasarkan pada penalaran independen melainkan diambil dari Kitab Allah Ta’ala dan Sunnah, prasyarat ini merupakan standar yang harus dijunjung oleh semua orang beriman. 

Ibn Taymiyyah dalam bukunya mengatakan,;

(1) Imam harus orang Quraisy,

(2) Dia harus diangkat dengan musyawarah Muslim, 

(3) Dia harus menerima sumpah setia dari Muslim, dan 

(4) Dia harus memiliki kualitas keadilan . 

Prasyarat di atas, pada umumnya, adalah kualitas standar, kecuali yang pertama, perlu dituntut akal sehat. Beberapa bahkan lebih jauh mengatakan bahwa dia harus merupakan keturunan langsung Nabi. Ada beberapa kesalahan dalam anggapan ini; pertama ini akan secara langsung bertentangan dengan perintah Al-Qur’an, 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Wahai umat manusia, Kami telah menciptakanmu dari laki-laki dan perempuan; Dan Kami telah menjadikan kalian suku dan sub suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu, di sisi Allah, dialah yang paling benar di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengetahui.” {QS Al-Hujarat, 49:1, 49:44}

Sesudah membahas masalah persaudaraan dalam Islam pada dua ayat sebelumnya, ayat ini meletakkan dasar persaudaraan maupun persamaan umat manusia. Ayat ini menumbangkan rasa-sikap lebih ungul semu lagi bodoh, yang lahir dari keangkuhan rasial atau kesombongan. Karena umat manusia sama-sama diciptakan dari jenis laki-laki dan perempuan, maka sebagai makhluk manusia, semua orang telah dinyatakan sama dalam pandangan Allah Ta’ala. Harga seseorang tidak dapat dinilai oleh warna kulitnya, jumlah harta miliknya, pangkatnya atau kedudukannya dalam masyarakat, keturunan atau asal-usulnya, melainkan dengan keagungan akhlaknya dan keturunan manusia, tidak lain hanya suatu keluarga belaka. Pembagian suku-suku bangsa,  bangsa-bangsa dan rumpun-rumpun bangsa dimaksudkan memberikan kepada mereka saling pengertian lebih baik, terhadap satu-sama lain agar mereka dapat saling mengambil manfaat dari kepribadian serta sifat-sifat baik bangsa-bangsa itu masing-masing. Pada peristiwa Haj terakhir di Mekkah. tidak lama sebelum Rasulullah saw wafat, beliau berkhutbah dihadapan sejumlah besar orang-orang Muslim dengan mengatakan “Wahai sekalian manusia! Tuhan-mu itu Esa dan bapak-bapakmu satu jua. Seorang orang Arab tidak mempunyai kelebihan kelebihan atas orang-orang non Arab. Seorang kulit putih sekali-kali tidak mempunyai kelebihan atas orang-orang berkulit merah, begitu pula sebaliknya, seorang kulit merah tidak mempunyai kelebihan apa pun di atas orang berkulit putih melainkan kelebihannya ialah sampai sejauh mana ia melaksanakan kewajibannya terhadap Tuhan dan manusia. Orang yang paling mulia di antara kamu sekalian pada pandangan Tuhan ialah yang paling bertakwa di antaramu” (Baihaqi).

Sabda agung ini menyimpulkan cita-cita paling luhur juga asas-asas paling kuat. Di tengah suatu masyarakat terpecah-belah dalam kelas-kelas yang berbeda itulah, Rasulullah saw. mengajarkan asa yang sangat demokratis. 

Pertanyaannya, Bagaimana mungkin paling terhormat diantara penghuni dunia hanya Orang Quraisy yang bisa mencapai status Khalifah. Lebih jauh lagi, bagaimana mungkin Allah Yang Maha Kuasa telah mengangkat nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad saw dari garis keturunan non-Quraisy tapi seorang Khalifah sekarang harus dari keturunan Quraisy?

MEMAHAMI PRASYARAT KHALIFAH YANG BENAR, telah dijabarkan oleh Allah Ta’ala dalam ayat Istikhlaf Surah AN-Nur, 24:56 di mana Allah Yang Maha Kuasa secara eksplisit mengatakan bahwa Dialah yang akan menetapkan Penerus di Bumi ini. Dalam ayat ini jelas menjadikan seorang khalifah adalah hak dan wewenang-Nya, mengapa karena hubungan antara Allah Yang Maha Kuasa dan Khalifah-Nya ada hubungan pribadi yang tidak dapat diganggu oleh siapa pun dengan prasyarat independen. 

Hadhrat Shah Wali menerangkan,; “Kehendak Tuhan turun dari atas langit ketujuh menyebarkan petunjuk kenabian diantara orang-orang, guna melindungi cahaya kenabian, membuatnya dominan, dan melaksanakan janji yang dibuat, menciptakan desakan di hati khalifah. Ada ribuan hatinya dipenuhi oleh ilham Ilahi, membantu agama nabi, tetapi khalifah ini ada diantara mereka (kaum Muslim). Pertama-tama, ilham Ilahi memasuki hati khalifah, kemudian mencapai hati orang lain. Inspirasi ini memasuki jantung khalifah melalui agen Nabi, kecuali itu tidak ada yang bisa menjadi khilafah khusus.”

Yang disorot disini bahwa jabatan Khalifah bukanlah kursi otoritas biasa tetapi membutuhkan pengangkatan inspirasi Tuhan. Posisinya tidak seperti peran duniawi lainnya; tidak ada rantai otoritas jelas mencapai status seorang Khalifah, tentunya tidak mungkin mencari deskripsi pekerjaan Khalifah di Google. 

Kalimat Nabi saw menggambarkan hal ini,; Rasululah saw bersabda, “Wahai Abdur-Rahman! Jangan berusaha menjadi penguasa, karena, jika kamu diberi otoritas memerintah tanpa kamu memintanya, maka Allah Ta’ala akan membantumu; tetapi jika Anda diberikan dengan permintaan Anda, maka Anda akan bertanggung jawab. 

Misi setiap Khalifah hanya dapat dipahami ketika ditempatkan dibawah keberhasilan bayang-bayang sepeninggal Nabi. Sebagai titik awal, keliru percaya bahwa dengan wafatnya seorang Nabi, misi kenabiannya selesai. Tujuan Khilafat adalah memelihara serta melanjutkan misi Nabi yang belum terwujud. Mengomentari ini Hadhrat Khalifatul Masih IV menulis,; “Khilafat merupakan penerus nabi berupa orang yang mewakili nabi yang telah meninggal…”

Lebih jauh lagi, Hadhrat Khalifatul Masih II menulis,; “Menurut hukum fisik alam, manusia hanya memiliki masa hidup yang terbatas, tetapi tugas pembaharuan dan pelatihan masyarakat membutuhkan waktu yang lebih lama. Jadi, Allah Ta’ala telah menetapkan sistem Khilafat setelah sistem kenabian. Khalifah melanjutkan dan menjalankan tugas Nabi. Benih yang ditanam Nabi dilindungi dan dipelihara oleh Khalifah hingga menjadi pohon kuat -kokoh. "

Khalifah saat ini Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba, dikenal dengan sebutan Khalifatul Masih karena kekhalifahanya meneruskan misi Hadhrat Masih Mau’ud as membawa umat menuju perdamaian dunia. Beliau menyampaikan Islam damai dalam pidato, khutbah jum’at maupun symposium dibelahan dunia. Dengan slogan indah nan istimewa Love For All Hatred For None, Cinta Untuk Semua Kebencian tidak untuk siapapun.  

#Khalifah, Mirza Masroor Ahmad.


Khalifah ialah.mm

 http://blongersuksesindonesia.blogspot.com/2021/02/memahami-prasyarat-khalifah-yang-benar.html

Minggu, 08 Desember 2013

TEKNIK MEMBUAT FILM SABLON



Teknik Membuat Film Sablon
januari 25th, 2009 by Trag's

Dalam pembuatan film sablon ada beberapa tahapan, yaitu :
1. Penyetingan Gambar Film
Siapkan gambar yang akan di gunakan, kemudian edit sesuai keinginan dalam hal ini biasanya menggunakan program Coreldraw dan Photoshop juga bisa.
2. Tahap Pra-Afdruk (sebelum pemindahan gambar ke screen)
Tahap ini meliputi pembersihan dan persiapan screen. Dalam pembersihan dan persiapan screen alat-alat yang dibutuhkan meliputi : sabun colek, air bersih dan kain spon/ kapas.
Pertama-tama screen dicuci menggunakan air dan sabun sampai bersih, kemudian jemur sampai benar-benar kaering, hal ini perlu karena sebelum di afdruk screen harus benar-benar bersih dan kering.
3. Tahap Afdruk (pemindahan gambar ke screen)
Tahap ini meliputi pengolesan obat, pengeringan obat pada screen, pembakaran screen/perfilm-an, pencucian obat pada screen dan penjemuran hasil afdruk. Di dalam tahap pemberian obat membutuhkan alat-alat antara lain berupa : screen, obat, kipas angin/ blower, semprotan dan alat perata screen (papan, busa, kain hitam dan kaca. semua ukuran screen ).
Pertama kita siapkan obat afdruk dengan cara mencampurkan cairan merah dan putih (dosis sesuai anjuran di kotak box-nya). Setelah obat tercampur dengan rata tuangkan sedikit demi sedikit pada screen dan ratakan dengan merata, kemudian screen tersebut keringkan menggunakan kipas angin atau blower.
Pengeringan screen tidak boleh terkena sinar matahari untuk itu dianjurkan pengeringan di ruang tertutup, setelah kering kita memasuki tahap pembakaran screen perfilm-an. Pada tahap ini kita membutuhkan alat-alat lainnya berupa : gambar yang sudah diedit, kaca, screen, kain hitam, busa screen dan papan.
Pertama kita ambil papan terlebih dahulu, taruh busa di atas papan kemudian taruh kain warna hitam di atas busa tersebut, lalu kita ambil screen yang sudah disiapkan kemudian taruh screen di atas kain berwarna hitam setelah itu ambil gambar yang telah diedit dan tempel di atas screen, sebelum gambar tersebut ditempelkan terlebih dahulu kita olesi dengan minyak goreng, hal ini dilakukan agar kertas pada screen akan tembus sinar, setelah itu taruh kaca di atas screen. Untuk lebih jelasnya urutan dari bawah ke atas adalah: papan, busa screen, kain warna hitam, screen, gambar, kaca.
Setelah itu kita sinari screen dengan sinar matahari. Di dalam penyinaran waktu yang dibutuhkan hitungan detik, yaitu antara 3 sampai 9 detik tergantung panas tidaknya sinar matahari yang keluar. Jika terlalu lama atau terlalu cepat dalam penyinaran, hasil perfilm-an screen akan rusak. Setelah proses penyinaran screen kita cuci dengan air hangat untuk membersihkan bekas-bekas obat yang nempel. Dalam pencucian hasil afdruk kita membutuhkan alat penyemprot, alat ini digunakan untuk membersihkan obat yang tersisa di sela-sela gambar yang terdapat pada screen, setelah bersih screen dijemur sampai kering setelah itu bisa digunakan


SABLON TIMBUL PADA KERTAS

Dengan menggunakan "BUBUK TIMBUL", kita dapat menghasilkan sablon timbul pada kertas dengan cara:

Kertas yang sudah disablon (masih dalam keadaan basah) ditaburi dengan bubuk timbul secara merata. kemudian dikeringkan dengan menggunakan strika (jangan terlalu panas) dengan membalikan kertas tersebut diatas bantalan busa, kemudian press dengan strika.

SABLON BERBAHAN DASAR KAIN

Menyablon berbahan dasar kain cukup dengan menempelkan screen diatas kain/kaos/spanduk, cukup dengan satu atau dua kali gesutan rakel. Gunakan screen dengan type rendah T48, T54 untuk menghasilkan sablonan yang baik.

Penggunaan cat untuk dasar kain pada dasarnya berwarna putih kental, lalu menjadi berwarna apa saja dengan ditambahkan bahan pewarna "PIGMENT" kedalam cat tersebut. Agar hasil sablonan pada kain tahan lama, campurkan sedikit cairan "PENGUAT WARNA" pada cat yang sudah dicampur dengan pewarna.
Untuk penyablonan kaos/kain sebaiknya menggunakan alas papan triplex pada bagian dalamnya agar cat tidak tembus kebelakang. Hasil sablonan dapat diberi efek mengkilap dengan cara menyablon sekali lagi (gambar/tulisan sablon yang sudah ada) dengan screen yang sama menggunakan bahan TOP COUT.


SABLON BERBAHAN DASAR KERTAS

Menyablon berbahan dasar kertas, jenis screen yang digunakan adalah type menengah keatas seperti T150, T165, S180 dan S200 agar hasil sablonanya menjadi halus dan bagus.

Cat yang digunakan adalah Vinil Gloss dengan pengencer M3 atau dengan menggunakan pengencer FUJISOL.
Untuk pengafdrukan gunakan obat afdruk yang berbasis SOLVEN atau berbasis minyak.
TEHNIK MEMBUAT FILM

Film sablon adalah sebuah gambar/tulisan yang dibuat dengan manual atau di setting komputer. Film tersebut merupakan "master" yang akan digunakan dalam keperluan cetak sablon. Tanpa film ini pengerjaan sablon tidak dapat dilakukan.

Ada dua syarat dalam pembuatan film sablon yaitu:

Pertama bahan dasar harus berwarna bening atau trasparan, kedua, gambar atau tulisan harus berwarna hitam pekat.

Ada 4 jenis film sablon:

1. Film Repro
Film ini banyak digunakan oleh kalangan profesional sablon karena kwalitasnya sangat bagus untuk menghasilkan afdrukan yang sempurna. Pembuatan film ini menggunakan mesin pembuat repro hasilnya lebih trasparan dan lebih hitam pekat.

2. Film Kalkir
Pembuatan film ini cukup praktis, dengan mengeprint dari komputer dengan kertas kalkir atau difotocopy dengan kertas kalkir.

3. Film Minyak
Film ini cukup digemari karena berbiaya murah dan praktis. cukup dengan melumuru kertas dengan minyak goreng kemudian dikeringkan.

4. Film Kertas Potong
Biasanya film ini dipergunakan untuk membuat cetakan sablon spanduk karena media cetaknya cukup besar, bahan filmnya terbuat dari kertas potong. Proses pembuatannya cukup sederhana: kertas yang sudag dibuat tulisan/gambar langsung di potong dengan pisau cutter sehinggan tiap-tiap huruf/gambar berlubang.
Untuk membuat cetakan sablon berwarna, buatlah film sebanyak warna yang dikehendaki mengikut pola gambar.




PERSIAPAN MEMBUAT SABLON

Secara garis besar percetakan dibagi menjadi 4 bagian yaitu: Cetak Datar, Cetak Dalam, Cetak Tinggi dan Cetak Saring. Cetak sablon termasuk bagian cetak saring, karena menggunakan alat cetak "Screen"/"Screen Printing".

Mengerjakan sablon tidak sulit dan tidak memakan biaya besar, cukup hanya menyediakan peralatan seperti:
1. Screen (kain gasa terbuat dari Polyster/Nylon)
2. Rakel (alat sapu terbuat dari karet sintetis)
3. Obat Afdruk (cairan kental/emilsion)
4. Mika (alat pemoles obat afdruk)
5. Sinar Matahari/Kotak Lampu (penyinaran saat mengafdruk)
6. Busa (untuk mengepress film pada screen)
7. Semprotan Air (pengembang gambar hasil afdruk)
8. Meja Sablon
9. Tinta/Cat (khusus sablon)

Ada 3 aspek tehnik sablon: pertama, Tehnik membuat film sablon, kedua, tehnik mengafdruk screen, ketiga, tehnik sablon segala dasar.
Dengan memahami ketiga dasar tersebut, maka anda sudah bisa memulai pekerjaan cetak sablon yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan atau pun menjadikan sebagai pekerjaan tetap.
Hasil sablon yang baik sangat ditentukan oleh jenis Screen yang digunakan. sebagai contoh: Untuk menyablon kaos/kain maka screen yang cocok digunakan adalah screen yang berpori-pori kasar dengan type screen T48, T54, T61, T77 dan T90.
Untuk menyablon kertas, plastik, sticker,PVC dll, screen yang cocok digunakan adalah jenis screen sedang dan halus dengan type screen T120, T150, T165, S180 dan S200.
Sedangkan untuk sablon gambar "full colour" raster halus dan sparasi menggunakan type screen S180 dan S200.


TEHNIK MENGAFDRUK SCREEN

Proses pengafdrukan merupakan proses yang sangat penting dan menetukan bagi hasil sebuah pekerjaan sablon. Bila hasil afdrukannya baik maka besar kemungkinan akan bagus hasil sablonannya.

Apa itu Afdruk Screen?..............

Afdruk adalah sebuah proses penduplikasian dari gambar/tulisan film ke dalam screen. apapun gambar/tulisan yang ada pada film akan terlihat sama pada screen setelah melalui proses pengafdrukan.

ada dua cara mengafdruk screen:

1. Dengan Matahari
2. Dengan kotak Lampu Neon

Cara kerja kedua cara tersebut sama saja yaitu mengexpose (menyinari) yang telah dipolesi dengan obat afdruk "emulsion" untuk menimbulkan gambar/tulisan ke screen melalui pencahayaan.

Ada 2 macam emulsion yang digunakan untuk mengafdruk screen, pertama jenis solven untuk jenis non kain dan jenis Water Base untuk sablon kain/kaos.

Ada 9 langkah mengafdruk screen:

1. Mencampur Emulsion (obat Afdruk) dan SR/ cairan kuning yang ada dalam kemasan Emulsion. Obat yang sudah dicampur dengan cairan kuning tidak bisa disimpan lama, oleh sebab itu pergunakan secukupnya. Tuangkan Emulsion kedalam wadah kemudian masukan cairan kuning/SR 1:9, aduk hingga benar-benar menyatu.

2. Memoles screen secara merata dengan Emulsion yang telah diaduk dengan SR. Pastikan Screen bersih, kering dan bebas abu. oleskan screen dengan menggunakan Mika, lakukan pemolesan dengan rata pada bagian luar dan dalam screen, tidak boleh ketebalan atau ketipisan dalam pemolesan Emulsion di screen.

3. Mengeringakan screen diruangan tertutup atau gelap. pengeringan boleh dengan Hair Dryer, kipas angin. Peringatan!!! proses ini hanya dilakukan dalam ruangan tertutup yang gelap, jika terkena sinar cahaya terang akan mengakibatkan gagalnya pengafdrukan.

4. Jika sudah kering (masih tetap dalam ruangan tertutup), letakkan film diatas screen secara terbalik. Lapiskan dengan kaca bening, dibawah screen diberi busa (sesuai besar ukuran screen) lalu tekan dan jemur di ruangan terbuka (tersinar matahari) selama 5-20 detik tergantung teriknya matahari, ingat jangan terlalu lama karena akan berakibat gagal afdruk.

5. Proses pengafdrukan dengan menggunakan kotak lampu neon juga sama seperti diatas. Penyinaran menggunakan lampu hendaknya harus benar-benar terang. Gunakan lampu neon/TL 3-4 batang minimal 20 watt/ batang. penyinaran dilakuakan diatas kotak lampu yang dilapisi kaca setebal 5 milimeter, lamanya penyinaran berkisar 5-8 menit.

6. Selanjutnya adalah pengembangan gambar dari hasil penyinaran. Caranya screen yang sudah di sinari matahari atau lampu segera disiram dengan air bersih dala dan luar screen, untuk menyempurnakan diperlukan semprotan air agar gambar/tulisan lebih jelas terlihat. Dalam penyemprotan awal tidak boleh terlalu keras.

7. Setelah pencucian screen dianggap selesai maka screen harus dijemur diterik matahari hingga benar-benar kering.

8. Jika dalam proses pengafdrukan ada kecacatan sedikit (tidak mengganggu gambar atau tulisan, maka proses selanjutnya adalah penambalan dengan sisa Emulsion dan dikeringkan kembali.

9. Proses selanjutnya adalah finising, priksa sekali lagi jangan sampai ada kebocoran di screen. Agar tidak belepotan dalam pengerjaan sablon, tutuplah pinggir-pinggir screen (kayu didalam) dengan Lakban, hal ini juga untuk mengantisipasi kebocoran pada ujung-ujung kayu screen.

Screen yang sudah diafdruk sebaiknya diberi penguat agar tidak mudah rontok, dengan menggunakan HATEMITER/EXTRA FIX (cairan warna merah muda). Poles seluruh permukaan screen dengan penguat tersebut, kemudian keringkan.

Rawatlah screen dengan baik karena sangat rentan terhadap kotoran seperti pasir dan debu. Jauhkan screen dari jangkauan anak-anak, karena bukan mainan anak-anak. Apabila selesai digunakan, sebaiknya langsung dibersihkan minimal bagian gambar/tulisan agar tidak tersumbat.

SERATUS (100) ORANG PALING BERPENGARUH DI DUNIA


1.
Nabi Muhammad SAW
51.
Umar bin Khatab
2.
Isaac Newton
52.
Asoka
3.
Nabi Isa
53.
Sam Augustine
4.
Buddha
54.
Max Planck
5.
Confucius
55.
John Calvin
6.
Saint Paul
56.
William Morton
7.
Thai Lun
57.
William Harvey
8.
Johan Gutemberg
58.
Antoine Becquerel
9.
Christopher Columbus
59.
Greger Mendel
10.
Albert Einstein
60.
Joseph Lister
11.
Karl Marx
61.
Nicholas August Otto
12.
Louis Pasteur
62.
Louis Daguerre
13.
Galileo Galilei
63.
Joseph Stalin
14.
Aristoteles
64.
Rene Descartes
15.
V.I. Lenin
65.
Julius Caesar
16.
Nabi Musa
66.
Francisco Pizarro
17.
Charles Darwin
67.
Hernando Cortes
18.
Chin Huang Ti
68.
Ratu Isabella I
19.
Agustus Caesar
69.
William the Congqueror
20.
Mao Tse-tung
70.
Thomas Jefferson
21.
Genghis Khan
71.
Jean Jacques Rousseau
22.
Euclid
72.
Edward Jenner
23.
Martin Luther
73.
Wilhelm Rontgen
24.
Nicolas Copernicus
74.
Johan Sebastian Bach
25.
James Watt
75.
Lau-tzu
26.
Constantine the Great
76.
Enrico Ferni
27.
George Washington
77.
Thomas Maltus
28.
Michael Faraday
78.
Francis Bacon
29.
James Clerk Maxwell
79.
Voltaire
30.
Orville dan Wilbur Wright
80.
John F. Kennedy
31.
Antoine Laurent Lavoisier
81.
Gregory Pincus
32.
Sigmund Freud
82.
Sui Wen Ti
33.
lskandar Zulkarnaen
83.
Mani (Manes)
34.
Napoleon Bonaparte
84.
Vasco da Gama
35.
Adolf Hitler
85.
Charlemagne
36.
William Shakespeare
86.
Cyrys the Great
37.
Adam Smith
87.
Leonard Euler
38.
Thomas Edison
88.
Nicollo Machiavelli
39.
Anton van Leuwenhoek
89.
Zoroaster
40.
Plato
90.
Menes
41.
Gugleilmo Marconi
91.
Peter the Great
42.
Ludwig van Beethoven
92.
Mencius
43,
Werner Heisenberg
93.
John Dalton
44.
Alexander G Bell
94.
Homer
45.
Alexander Fleming
95.
Ratu Elizabeth I
46.
Simon Bolivar
96.
Justinian I
47.
Oliver Cromwell
97.
Johannes Kepler
48.
John Locke
98.
Pablo Picasso
49.
Michelangelo
99.
Mahavira
50.
Pans Urban II
100.
Niels Bohr